Tim Ad Hoc Olimpiade PBSI terus menggeber kesiapan atlet-atletnya demi lolos sebanyak mungkin ke Olimpiade Paris 2024. Begini siasat mereka.
Penyelenggaraan Olimpiade akan dimulai lima bulan lagi. Namun, perhitungan poin kualifikasinya secara resmi akan berlangsung hingga 28 April 2024.
Dari waktu yang tersisa dua bulan tersebut, Indonesia sementara ini bisa meloloskan enam wakil. Dua dari tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting (6) Jonatan Christie (9), Gregoria Mariska Tunjung (7), Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (8), Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti (7), dan Rinov Rivaldy/Phita Haningtyas Mentari (13).
Namun, dari jumlah itu tim bulutangkis Indonesia sejatinya belum bisa bernapas lega. Sebab, beberapa wakil berpeluang disodok posisinya oleh peringkat di bawahnya. Itu jika wakil-wakil Indonesia tidak tampil atau mendapatkan hasil tak maksimal di turnamen kualifikasi tersisa.
Baca juga: Indonesia Gagal Total di BATC 2024, Ini Respons PBSI |
Salah satunya pasangan Rinov/Phita yang berpeluang disodok oleh pasangan Belanda Robin Tabeling/Selena Piek. Keduanya hanya selisih 1.044 poin dari pasangan Indonesia.
Sementara turnamen yang tersisa menuju penutupan kualifikasi yaitu enam yaitu German Open (27 Februari hingga 3 Maret), French Open (5-10 April), Orleans Masters (12-17 Maret), Swiss Open (19-24 Maret), Spain Masters (26-31 Maret), dan Badminton Asia Championships (9-14 April).
Ketua Tim Ad Hoc Olimpiade Paris PBSI M. Fadil Imran mengatakan mengatakan untuk atlet dapat dikatakan aman menuju Olimpiade harus berada di ranking satu hingga empat untuk nomor tunggal, sementara ganda ranking satu hingga lima.
“Empat besar itu pasti aman, istilahnya mereka tak perlu ikut lagi di event ke depan. Jadi ke depan kuncinya ada posisi ranking paling aman 1-4 kalau untuk single, karena 16 top yang ikut olimpiade. Kalau ganda harus ada di ranking 4 dan 5, karena dia yang ikut itu sudah aman,” kata Fadil dalam acara seminar Nasional Olahraga bertema Menjaga Tradisi Emas Olimpiade, di kawasan Ancol, pada Sabtu (17/2/2024).
“Sekarang kami betul-betul menghitung event mana saja yang akan diikuti para calon atlet kita yang akan road to Olympic. Dengan kondisi sekarang Apri/Fadia, tak mungkin mereka kami ikutkan di sisa enam turnamen yang akan diikuti sampai 27 Mei nanti. Tidak mungkin,” ujarnya.
“Oleh karena itu, Apri/Fadia kemungkinan akan kami turunkan di All England dan French Open. Sebab, poinnya besar. Jojo dan Ginting kami usahakan mereka bermain relaks tapi kami turunkan di event itu, karena ranking mereka aman, 6 dan 9,” tuturnya.
“Jadi perlakuan yang sudah aman, Jojo dan Ginting, dengan perlakukan kepada Apri/Fadia, Bagas/Fikri, dan Fajar/Rian. Jadi kalau kemudian dia masih ikut BWF series 300, itu sebenarnya siasat agar jangan sampai dia dicolong oleh yang bawah,” kata Fadil yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PBSI.
“Sebaik ada batu loncatan dulu yang harus kita raih sebelum Olimpiade,” lanjutnya.
Baca juga: Demi Tradisi Emas Olimpiade, KOI-PBSI Gelar Diskusi |
Tak hanya itu, Fadil juga menjelaskan hitung-hitungan pengiriman atlet juga dilihat dari kondisi kebugaran dan peak perfomance atlet agar tercapai pada Juli nanti. “Itu kami hitung semua. Jadi intelijen data dan perkembangan calon lawan itu juga kita simulasikan semua,” kata Fadil.
(mcy/aff)